“Biar saya perjelas, segala bentuk serangan terhadap AS ataupun sekutunya akan dikalahkan. Demikian pula, penggunaan senjata nuklir akan direspons secara lebih dahsyat. Kami (AS) tidak akan menerima Korut sebagai negara yang memiliki senjata nuklir,” ujar John Kerry, sebagaimana dilansir NBC News, Kamis (20/10/2016). Komentar keras dari pihak AS muncul setelah Direktur Institut Departemen Luar Negeri Korut untuk Kajian Amerika Lee Yong Pil mengatakan Pyongyang saat ini tengah bersiap untuk meluncurkan serangan pertama terhadap AS.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berjanji akan secepat mungkin menyebar sistem antimisil THAAD di Korea Selatan (Korsel). Menurut Sekretaris Negara AS John Kerry, tindakan itu sengaja diambil menyusul ancaman dari Korea Utara (Korut) yang terus meningkat. Selama ini, penempatan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) telah memicu protes dari Korut dan China. Keduanya menganggap misil THAAD dapat mengganggu stabilitas di Semananjung Korea dan memicu perang senjata nuklir. "AS memiliki senjata nuklir di lepas pantai kami. Mereka menargetkan Korut dan pemimpin kami, Kim Jong-un. Kami tidak akan mundur selama ada ancaman nuklir dari AS," pungkas Lee. Rezim Kim Jong-un Disebut Bikin 79 Senjata Nuklir pada 2020 | PT. Solid Gold Berjangka Para pejabat Korea Selatan juga mengklaim bahwa Korut sudah memiliki sebuah terowongan rahasia yang berpotensi jadi lokasi untuk uji coba senjata nuklir terbaru Pyongyang. Rezim Kim Jong-un di Korea Utara (Korut) disebut mampu membuat hingga 79 senjata nuklir pada tahun 2020. Laporan itu muncul dari Wakil Presiden Korea Selatan, Lee Sang-hyun. PBB sejatinya sudah menjatuhkan sanksi yang membatasi perdagangan setiap negara dengan Korut dengan tujuan memotong dana untuk program nuklir rezim Pyongyang. Namun, sanksi PBB ini belum bisa menekan ambisi militer Korut soal program senjata nuklir. Laporan itu merujuk pada persediaan plutonium Korut yang bisa menghasilkan empat hingga delapan senjata nuklir setiap tahunnya. Menurut asumsi, Sang-hyun, rezim Pyongyang saat ini memiliki 50 kilogram plutonium dan 300 kilogram uranium yang diperkaya. Laporan dari Wakil Presiden Korea Selatan itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi laporan intelijen yang menyebut bahwa rezim Kim Jong-un bersiap untuk melakukan uji coba senjata nuklir terbaru. Ambisi program senjata nuklir Korut itu membuat Korea Selatan mempertimbangkan tindakan strategis. “Seiring dengan sanksi dan tekanan, ada kebutuhan untuk mempertimbangkan untuk mengejar persuasi strategis dan menawarkan insentif dalam menangani Korut,” katanya, seperti dikutip express.co.uk, semalam (19/10/2016). PT Solid Gold Berjangka
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|