Indonesia dan Filipina memiliki penduduk yang mayoritas berada di umur produktif | PT Solid Gold BerjangkaDiharapkan negosiasi Bilateral Agreement dengan Banko Sentral ng Pilipinas dapat diselesaikan dalam waktu dekat, sehingga dapat menunjang nilai perdagangan antarnegara," ujar Sukarela. Sebelum kerja sama dengan Filipina, Indonesia telah melakukan kerja sama untuk memulai ABIF dengan Bank of Thailand dan Bank Negara Malaysia. Adanya kerja sama ini diharapkan meningkatkan kehadiran dan peran bank di ASEAN dengan mengurangi hambatan dalam akses pasar antar negara ASEAN. Di sisi lain, volume perdagangan Indonesia dan Filipina masih di bawah nilai perdagangan Indonesia ke negara lain. Pada 2016 ekspor Indonesia ke Filipina kurang dari empat persen total ekspor Indonesia dan impor Indonesia dari Filipina kurang dari satu persen total impor Indonesia. Selain pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, saat ini Indonesia dan Filipina memiliki penduduk yang mayoritas berada di umur produktif. Selain itu, sektor perbankan Indonesia dan Filipina dinilai memiliki beberapa kemiripan indikator keuangan, di antaranya rasio kredit domestik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 33,8 persen dan 43,6 persen di tahun 2016 dengan didukung oleh permodalan yang kuat. "Kerja sama dengan Filipina diharapkan dapat membuka jalan bagi ekspansi perbankan Indonesia ke Filipina," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK, Sukarela Batunanggar di Jakarta, Jumat (2/6/2017). Menurut Sukarela, kedua negara memiliki kemiripan kondisi sosio-ekonomi dengan tren pertumbuhan ekonomi yang tercepat di antara negara ASEAN lima lainya. Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) akan menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan bank sentral Filipina Banko Sentral ng Pilipinas. Kerja sama ini merupakan permulaan dari proses untuk menegosiasikan Bilateral Agreement ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) alias bingkai kerja integrasi perbankan ASEAN. Ini Kriteria Bank yang Bisa Beroperasi di ASEAN | PT Solid Gold BerjangkaAdapun perjanjian tersebut secara umum bertujuan untuk mengurangi hambatan dalam akses pasar dan kegiatan perbankan kedua negara melalui kehadiran bank-bank QAB berdasarkan prinsip timbal balik yang seimbang. "Cakupan akses pasar dan kegiatan perbankan yang diatur dalam kesepakatan ini meliputi, antara lain, proses perizinan QAB, pendirian kantor cabang dan ATM, akses QAB kepada sistem pembayaran elektronik, jenis kegiatan bank, permodalan, dan penjaminan dana nasabah," ungkap Sukarela. Setelah OJK menilai layak, maka OJK akan menyampaikannya kepada negara mitra, dalam hal ini adalah Filipina. Kemudian, Indonesia dan Filipina akan menyepakati perjanjian bilateral. Sukarela menjelaskan, hal yang dapat diperjanjikan antara lain jumlah QAB yang akan dipertukarkan antara Indonesia dan Filipina. "Di luar syarat-syarat tersebut, bank tersebut harus mempunyai keinginan untuk beroperasi di luar negeri. Bisa jadi sebuah bank memenuhi semua syarat dimaksud namun tidak mempunyai minat untuk beroperasi ke luar negeri," tutur Sukarela. Ia menyatakan, tidak ada paksaan bagi sebuah bank untuk menjadi QAB. Namun, setelah bank mengajukan diri sebagai kandidat QAB, maka bank tersebut masih harus dinilai kelayakannya. Sukarela menyatakan, OJK mempertimbangkan beberapa parameter bagi bank untuk menjadi kandidat QAB. Bank tersebut harus mayoritas kepemilikan entitasnya di Indonesia dan merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Selain itu, bank tersebut juga harus memiliki tingkat permodalan yang kuat serta memiliki pengelolaan dana tata kelola perusahaan yang baik. Pun bank tersebut juga secara umum memiliki rekam jejak yang baik. " OJK saat ini sedang melakukan penilaian terhadap bank yang telah menunjukkan minat untuk menjadi kandidat QAB," ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Sukarela Batunanggar di Jakarta, Jumat (2/6/2017). Kriteria ini harus dipenuhi agar bank itu masuk dalam kategori Qualified ASEAN Bank (QAB) atau bank yang berkualifikasi untuk beroperasi di ASEAN. Dengan demikian, perbankan Indonesia bisa beroperasi di Filipina dan sebaliknya. OJK pun menjelaskan beberapa persyaratan bagi bank yang ingin buka cabang di negara-negara ASEAN. Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) akan menandatangani letter of intent (LoI) atau surat pernyataan minat dengan bank sentral Filipina Bangko Sentral Ng Pilipinas terkait ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) alias bingkai kerja integrasi perbankan ASEAN. ( Baca : Oke Oce Stock Center Diresmikan di BEI Pagi Ini ) OJK buka jalan ekspansi perbankan RI ke Filipina | PT Solid Gold BerjangkaPada 2016 ekspor Indonesia ke Filipina kurang dari 4 persen total ekspor Indonesia dan impor Indonesia dari Fllipina kurang dari 1 persen total impor Indonesia. Ia mengemukakan penandatangan LoI dengan BSP merupakan LoI kedua yang ditandatangani oleh OJK dalam rangka ABIF. Sebelumnya, pada Maret 2016 OJK telah menandatangani LoI untuk memulai negosiasi bilateral ABIF dengan Bank of Thailand (BOT). Adapun OJK saat ini telah memiliki perjanjian bilateral dengan Bank Negara Malaysia yang ditandatangani pada Agustus 2016. Bank Sentral Filipina juga sebelumnya telah memiliki perjanjian serupa dengan Bank Negara Malaysia pada April 2017, katanya menambahkan. Ia berharap negosiasi perjanjian bilateral dengan BSP dapat diselesaikan dalam waktu dekat sehingga dapat menunjang nilai perdagangan antarnegara. Volume perdagangan Indonesia dan Filipina, menurut dia, saat ini masih di bawah nilai perdagangan Indonesia ke negara lain. Batunanggar mengatakan seiring dengan dimulainya negosiasi perjanjian bilateral, maka OJK saat ini sedang melakukan penilaian terhadap bank yang telah menunjukkan minat untuk jadi kandidat QAB. Dalam implementasinya, ABIF dilakukan secara bilateral antaranggota ASEAN dengan cara menegosiasikan QAB yang akan diterima dan dikirim oleh sebuah negara anggota ASEAN. Tujuan ABIF pada dasarnya adalah meningkatkan kehadiran dan peran bank di ASEAN melalui pengurangan hambatan dalam akses pasar dan pengurangan hambatan cakupan operasional bank. ABIF didasari oleh beberapa prinsip yang penting bagi Indonesia, yaitu azas timbal balik dan pengurangan kesenjangan. "Peluang untuk pertumbuhan masih sangat besar," katanya. Penandatanganan LoI antara OJK dan BSP rencananya akan dilakukan pada Minggu (4/6). Kerja sama tersebut merupakan permulaan dari proses untuk menegosiasikan perjanjian bilateral dalam Kerangka Integrasi Perbankan ASEAN (ASEAN Banking Integration Framework/ABIF). Ia menjelaskan sektor perbankan Indonesia dan Filipina memiliki beberapa kemiripan indikator keuangan, di antaranya rasio kredit domestik terhadap Produk Domestik Bruto dikisaran 33,8 persen (Indonesia) dan 43,6 persen (Filipina) di 2016. Selain itu, Batunanggar juga menilai penduduk umur produktif di Indonesia dan Filipina merupakan potensi besar yang perlu digarap oleh kedua negara ke depan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka jalan bagi ekspansi perbankan Indonesia berpredikat "Qualified ASEAN Bank" (QAB) ke Filipina melalui penandatanganan surat pernyataan minat (letter of intent/LoI) dengan Bank Sentral Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas/BSP). "Kerja sama dengan Filipina diharapkan dapat membuka jalan bagi ekspansi perbankan Indonesia ke Filipina. Kedua negara memiliki kemiripan kondisi sosio-ekonomi dan dengan tren pertumbuhan ekonomi yang tercepat di antara negara ASEAN-5 lainnya," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Sukarela Batunanggar dalam temu media di Jakarta, Jumat. Solid Gold Berjangka Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|