(BI) mewanti-wanti pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan tingkat inflasi | PT Solid Gold Berjangka Cabang SemarangAgus menambahkan, pemerintah daerah juga memiliki peranan untuk mengendalikan inflasi di daerah. Paling tidak, menurutnya, Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap bisa terjaga apabila harga bahan pokok di daerah bisa ikut terkendali. "Dan ini harus direspons dengan volatile foods dijaga agar rendah sehingga IHK bisa sesuai tatget," katanya. BI juga memprediksi tingkat inflasi bulan Februari ini mengalami penurunan dibanding Januari 2017. Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan, survei teranyar BI pada pekan ketiga Februari menunjukkan angka inflasi sebesar 0,35 persen (month to month). Angka ini lebih kecil daripada raihan inflasi Januari sebesar 0,97 persen. Sejak awal tahun, BI sudah memberikan masukan kepada pemerintah untuk menjaga inflasi dari sisi volatile foods atau harga bahan pangan yang bergejolak. Apalagi, dari sisi administered prices atau harga yang ditentukan pemerintah sudah pasti ada sumbangan untuk inflasi. Seperti diketahu, tarif listrik golongan daya 900 Volt Ampere (VA) mengalami penyesuaian akibat pengalihan subsidi listrik tahun ini. Langkah satu-satunya yang bisa dilakukan, lanjut Agus, adalah menjaga inflasi dari sisi volatile foods. "Jadi kita harus menjaga kalau ada kondisi alam yang membuat misalnya volatile foods tidak terjaga panennya. Dan misalnya ada masalah di distribusi atau jalur jalan. Itu juga bisa berdampak," ujar Agus usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (22/2). Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan tingkat inflasi akibat banjir di sejumlah daerah di Indonesia. Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan bahwa banjir yang terjadi, di Jawa bagian utara misalnya, bisa berimbas pada masa panen sejumlah bahan pangan. ( Baca : BI Waspadai Dampak Banjir Terhadap Inflasi 2017 ) BI Catat Inflasi Pekan Ketiga Februari Capai 0,3 Persen | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang“Sampai akhir tahun ini yang harus kita waspadai kenaikan tarif listrik ya. Tapi kemarin saya dengar ada koordinasi BI dengan pemerintah ya. Dalam artian, sekiranya jika dimungkinkan, jika tekanan inflasi mulai mereda baru dilakukan adjustment dari tarif listrik,” ujar Josua. Sementara Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi Februari lebih tinggi dari perkiraan BI, yakni berada di kisaran 0,4-0,5 persen. Untuk keseluruhan tahun ini dia memprediksi sebesar 4-4,2 persen. Selain imbas kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices), tingginya inflasi juga disebabkan kenaikan harga beragam komoditas, volatile food, serta inflasi inti. Tekanan inflasi diperkirakan bakal terjadi di semester pertama dan mereda di semester kedua. Kecuali jika ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di paruh kedua tahun ini. Ia juga memprediksi, tekanan inflasi dari kenaikan tarif STNK tidak akan berlanjut ke bulan berikutnya. Yang perlu diwaspadai adalah tekanan inflasi dari kenaikan bertahap tarif dasar listrik (TDL) golongan 900 VA. Di tempat terpisah, Gubernur BI Agus DW.Martowardojo menjelaskan, bencana banjir turut menyulut inflasi. Sebab, bencana alam ini berpotensi mengakibatkan gagal panen. Tentunya kondisi ini bisa menurunkan pasokan pangan, yang pada akhirnya bisa meningkatkan harga yang bergejolak (volatile food). Untuk mengantisipasi hal itu, BI sudah berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Jawa Tengah (Jateng). Koordinasi ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran pemerintah daerah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gagal panen. Selain itu, banjir juga bisa berpengaruh dari sisi biaya distribusi. Kondisi jalan yang tergenang air, tentunya akan menyulitkan kendaraan terutama distributor. "Kami harus menjaga kalau ada kondisi alam yang membuat, misalnya, volatile food tidak terjaga panennya dan ada masalah di distribusi atau jalur jalan," kata Agus usai Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (22/2). Meski menyulut inflasi, Mirza mengapresiasi langkah pemerintah mengurangi subsidi energi yang berakibat pada kenaikan harga listrik pelanggan tertentu. Pengurangan subsidi ini bisa berpengaruh positif terhadap efisiensi anggaran, yang bisa dialihkan ke sektor yang lebih produktif, seperti pembangunan infrastruktur. "Tapi memang, kenaikan inflasi yang kita hadapi saat ini harus dinetralisir dengan cara mengendalikan volatile food (komponen harga bergejolak bahan makanan)," ujar Mirza. Dia tidak menyebutkan apakah faktor kenaikan tarif administrasi STNK akan memberi dampak pada kenaikan inflasi tahun ini. Berdasarkan survei pekan ketiga oleh Bank Indonesia (BI), inflasi masih sebesar 0,35 persen. Meskipun ada banjir, BI memandang perlu ada peningkatam koordinasi guna menjaga terpenuhinya kebutuhan pangan. Berdasarkan survei hingga pekan ketiga Februari 2017, Bank Indonesia (BI) mencatat, indeks harga konsumen atau inflasi sebesar 0,35 persen. Pengerek inflasi adalah komponen harga yang diatur pemerintah (administered price), namun angkanya jauh di bawah realisasi inflasi Januari yang sebesar 0,97 persen. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, pengaruh terbesar dari inflasi bulan ini adalah kenaikan tarif dasar listrik secara bertahap bagi pelanggan 900 volt ampere (VA). "Kalau yang pelanggan 900 VA itu kan akan naik tiga tahap sampai bulan Mei. Jadi, administered price terkait kenaikan tarif listrik akan masih ada (pengaruhnya)," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/2). BI takut banjir bikin inflasi mengembang | PT Solid Gold Berjangka Cabang SemarangLebih lanjut menurut Agus, Presiden dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan juga telah berpesan terkait pengendalian inflasi tahun ini. Tak hanya itu, koordinasi antara BI daerah dan pemerintah daerah sejauh ini juga berjalan dengan baik. "Kami mengharapkan inflasi masih tetap 4% plus minus 1%. Kami juga mendengar motivasi Presiden bahwa kalau bisa harus dijaga seperti tahun 2016. Ini clear dan kami harus koordinasi," tambahnya. Sebelumnya, Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga memperkirakan inflasi bulan ini akan lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Perkiraan Juniman, inflasi bulan ini akan berada di kisaran 0,1%-0,4%. Menurut Juniman, inflasi tersebut disumbang oleh masih tingginya beberapa komoditas pangan. Harga pangan akan turun saat panen raya Maret dan April mendatang. Namun ia membuka peluang terjadi deflasi di bulan ini jika suplai pangan terjaga dengan baik. "Kami harus menjaga kalau ada kondisi alam yang membuat volatile food tidak terjaga. Kami dapat informasi Jawa Tengah bagian utara banjir dan bagaimana langkah-langkah Jawa Tengah merespon supaya tidak menekan inflasi," kata Agus di Gedung DPR, Rabu (22/2). Meski demikian lanjut Agus, berdasarkan perkembangan hasil survei harga mingguan terkini yang dilakukan pihaknya, inflasi bulan ini masih berada di kisaran 0,35%. Angka itu lebih baik dibanding bulan Januari yang tercatat cukup tinggi sebesar 0,97%. Menurut Agus, upaya dalam menjaga harga pangan yang bergejolak merupakan komitmen bank sentral bersama-sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebab, ada tantangan inflasi tahun ini bersumber dari harga yang diatur pemerintah (administered prices), terutama kenaikan tarif listrik 900 volt ampere (VA) secara bertahap. Curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah tergenang banjir. Bank Indonesia (BI) pun mewaspadai hal ini, khususnya terkait dengan dampaknya terhadap inflasi nasional. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tingginya curah hujan belakangan ini menyebabkan dua hal. Pertama, terganggunya masa panen sejumlah komditas pangan. Kedua, menyebabkan banjir sehingga mengganggu jalur distribusi pangan. Solid Gold Berjangka Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|