Bulog menganjurkan pedagang tetap menjual daging kerbau dalam bentuk beku | PT Solid Gold Berjangka Cabang Lampung "Itu (margin) nanti diserahkan ke level-level penjualan sampai dengan HET, misalnya Bulog menjual Rp 60.000 per kilogram ke pedagang, pedagang ke pedagang di bawahnya Rp 65.000 per kilogram, pedagang ke lapak retail Rp 70.000 per kilogram. Pokoknya mereka tidak boleh jual di atas HET. Kita sudah hitung ada room disitu masih cukup besar untuk pedagang, jadi tidak ada alasan pedagang dirugikan," tambah dia. Perum Bulog mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor dan mendistribusikan daging kerbau asal India. Saat ini, Bulog memiliki pasokan daging kerbau mencapai 36.000 ton. Pria yang akrab disapa Wawan ini menuturkan, pedagang tidak akan rugi jika menjual daging kerbau beku dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 80.000 per kg. Sebab, masih ada margin keuntungan yang didapat pedagang. "Kalau (daging) frozen dari Bulog kita menjual Rp 60.000 - Rp 62.000 per kilogram. Nah HET-nya Rp 80.000 per kilogram, berarti ada margin Rp 18.000," jelas dia. Dampaknya, daging kerbau bisa saja dijual dengan harga sama seperti daging sapi yang umumnya dijual dalam bentuk segar. Padahal, saat ini harga daging kerbau beku jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi segar. "Kalau daging kerbau beku dari Bulog ya harus frozen. Kalau di-thawing kan nggak ketahuan mana sapi mana kerbau. Harusnya jualnya dalam bentuk frozen," ujar Gunarso saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (29/5/2017). Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) meminta pedagang tidak mencairkan (thawing) daging kerbau beku yang akan dijual. Bulog menganjurkan pedagang tetap menjual daging kerbau dalam bentuk beku. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso mengatakan, jika pedagang melakukan thawing pada daging beku, maka tak ada perbedaan signifikan antara daging sapi dan daging kerbau. Harga Daging Kerbau di Atas Rp 80 Ribu, Ini Kata Mentan | PT Solid Gold Berjangka Cabang Lampung Sutaryo (27), salah satu pedagang daging di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan harga daging kerbau impor dari India mengalami kenaikan dari tingkat pemasok. Dua pekan lalu, harga daging kerbau beku di kisaran Rp 76 ribu per kg. Memasuki bulan puasa, harga daging tersebut naik menjadi Rp 83 ribu per kg. Dengan kenaikan di pemasok tersebut, maka para penjual di pasar tradisional pun juga ikut mengerek harga. Kenaikan harga daging kerbau di tingkat penjual pasar tradisional naik dari Rp 100 ribu per kg menjadi Rp 110 ribu per kg. Sutaryo tak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga daging kerbau asal India tersebut. "Impor dari India Rp 83 ribu per kg di boks, kalau dijual ketengan (eceran) Rp 100 ribu ke Rp 110 ribu per kg," kata dia kepada Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Senin, 29 Mei 2017. Kenaikan ini membuat harga daging India tak beda jauh dari daging segar. Sebab, daging India mengalami penyusutan lantaran daging tersebut mesti dicairkan. Bukan hanya itu, daging ini mesti mengalami pembersihan dari lemak. "Daging India dari sekilo (kg) susut jadi 8 ons. Kalau lokal tidak susut," ujar dia. Jika terbukti ada pihak-pihak yang mempermainkan harga dan mengambil keuntungan yang tidak wajar dari penjualan daging kerbau ini, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas. Salah satunya dengan mencabut rekomendasi impor daging tersebut. "Aku tindak, yang impor. Aku cabut rekomendasinya," tandas dia. Sebelumnya, harga daging kerbau asal India mengalami kenaikan di pasar tradisional. Kenaikan terjadi sejak dua pekan sebelum puasa. Sedangkan harga daging sapi segar stabil di kisaran Rp 120 ribu per kilogram (kg). Menteri Pertanian Amran Sulaiman akan mencabut rekomendasi impor daging kerbau jika ada pihak yang menjual dengan harga di atas Rp 80 ribu. Sesuai kesepakatan, daging kerbau impor asal India harus dijual tidak lebih dari Rp 80 ribu. Amran mengungkapkan, dengan adanya kesepakatan harga jual antara Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagang (Kemendag), Perum Bulog dan para pedagang, seharusnya tidak ada daging kerbau yang dijual di atas harga yang telah ditentukan. "Tidak boleh dijual (di atas Rp 80 ribu)," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (30/5/2017). Dia juga meminta masyarakat dan media untuk melapor jika ada pedagang yang menjual daging kerbau beku dengan harga di atas Rp 80 ribu. "Coba naikkan saja, siapa perusahaan yang dijual di atas Rp 80 ribu," kata dia. Tak Sesuai Target, Daging Kerbau Bulog Dijual Rp 100 Ribu di Pasar | PT Solid Gold Berjangka Cabang Lampung Hingga 26 Mei 2017, stok daging kerbau Bulog masih 35,37 ribu ton. Selain itu, Bulog juga sudah mengantongi izin impor 51,28 ribu ton hingga 31 Desember 2017. “Ini standby impor yang bisa direalisasikan sewaktu-waktu, jadi stok tidak akan kekurangan,” kata Karyawan. Artinya, baik distributor maupun pedagang masih bisa mendapat untung jika harga daging kerbau itu dipatok Rp 80 ribu per kilogram di tingkat eceran. “Kami sudah memberikan ruang yang cukup besar (untuk mengambil keuntungan), jadi tidak ada alasan menjual di atas ketentuan,” ujarnya. Ia pun menyayangkan langkah pedagang yang menaikkan harga. Menurutnya, pemerintah mengimpor daging kerbau dengan harga rendah sebagai alternatif daging sapi yang harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Selain imbauan langsung Presiden Joko Widodo, harga eceran daging sebesar Rp 80 ribu per kilogram juga ditetapkan melalui surat edaran Menteri Perdagangan. Karenanya, Bulog tidak berwenang untuk langsung menindak pedagang nakal. “Mungkin akan ditindak Kementerian Perdagangan atau Satgas Pangan,” ujarnya. Harus per kontainer. Kalau satu kontainer isinya 28 ton, pedagang kecil kan kurang modalnya,” kata dia. Selain itu, ia beralasan bahwa pedagang menaikkan harga karena bobot daging beku akan menyusut saat dicairkan atau thawing. Belum lagi, ada juga pedagang yang berinisiatif memisahkan lemak dari daging beku itu. Alasan-alasan tersebut tak bisa diterima oleh Bulog. Direktur Operasi dan Pelayanan Publik Bulog, Karyawan Gunarso menyatakan bahwa perusahaannya masih menjual daging kerbau di kisaran Rp 60 ribu per kilogram pada distributor. Hal itu juga diakui oleh Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi. Menurutnya, pedagang pasar memang tidak membeli daging langsung dari Bulog, sebab perusahaan pelat merah itu menjual daging dalam partai besar. Hal itu juga diakui oleh Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi. Menurutnya, pedagang pasar memang tidak membeli daging langsung dari Bulog, sebab perusahaan pelat merah itu menjual daging dalam partai besar. Sejak membuka keran impor daging kerbau India tahun lalu, pemerintah mematok harga eceran tertingginya sebesar Rp 80 ribu per kilogram. Kenyataannya, daging yang didatangkan oleh Perum Bulog itu ada yang dijual lebih mahal di pasar-pasar tradisional. Solid Gold Berjangka Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|