Rini Soemarno menunjuk Elia Massa Manik menjadi Direktur Utama PT Pertamina | PT Solid Gold Berjangka Cabang MakassarElia Massa Manik lahir di Medan pada 1 Mei 1965. Ia menempuh pendidikan S1 di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Lingkungan ITB (1983-1988), dan menyelesaikan S2 Jurusan Master Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Pilipina (1990-1992) Dia mulai berkarir di BUMN ketika menjadi CEO PT Kertas Basuki Rahmat periode 2010-2011. Selanjutnya dia menjadi CEO PT Elnusa Tbk, anak usaha Pertamina, antara 2011 dan 2014. Elia Massa Manik juga pernah menjabat sebagai Senior Executive Vice President Bank BNI periode 2015-2016 dan ditetapkan sebagai Direktur Utama Holding PTPN III sejak 13 April 2016. Ia menjadi komisaris utama PTPN IV sejak 1 September 2016. Sebelum di BUMN, karir Elia Massa Manik juga mencorong di beberapa perusahaan swasta. Tahun 2004-2016, dia tercatat menjadi Senior Vice President Holding Company PT Jababeka Tbk, dan CEO PT Pandega Citra Niaga selama 2006-2010. Dia menjadi Chief Management Development PT Dharma Henwa Tbk 2007-2009 dan menjadi penasihat di Benakat Oil Company (2010-2011), dan CEO GMT Kapital Asia (2014-2015). Elia Massa memiliki latar belakang di sektor energi, perbankan dan agro-industri. Track record-nya membanggakan selama menjadi CEO di sejumlah perusahaan," kata Gatot. Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng, mengatakan Pertamina membutuhkan sosok seperti Massa yang mampu membangun tim kerja yang solid di Pertamina. "Dengan team work yang solid dan membangun komunikasi dengan komisaris, Elia dan jajaran direksi Pertamina bisa mengeksekusi semua program strategis perusahaan dengan baik," kata Tanri. Elia Massa Manik mengatakan banyak agenda Pertamina, yang merupakan bagian dari program pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan energi, yang harus dijalankan. ( Baca : Elia Massa Manik Resmi Jadi Nahkoda Baru Pertamina ) "Semua jajaran Pertamina dari top leader hingga karyawan harus memiliki holistic skill sehingga terbangun jiwa kepemimpinan pada setiap manajer hingga pemimpin puncak," katanya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk Elia Massa Manik menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Dwi Soetjipto yang diberhentikan 3 Februari 2017. Elia Massa Manik sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III. Pengangkatan Massa ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No: SK-52/MBU/03/2017 yang diserahkan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan, Gatot Trihargo, dan disaksikan oleh Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis. Gatot mengatakan Massa ditunjuk menjadi nakhoda baru Pertamina karena dia dinilai memiliki kapasitas dan pengalaman melakukan transformasi di sejumlah perusahaan. Elia Massa Manik Resmi Jadi Nahkoda Baru Pertamina | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar"Jumat lalu saya dipanggil kementerian, waktu itu bahwa saya memang tidak berjanji. Dan menurut saya prosesnya itu memang berlangsung cukup cepat," kata Elia di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis 16 Maret 2017. Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, penetapan Direksi baru ini diharapkan dapat semakin memperkokoh Pertamina dalam menjalankan peran strategisnya di sektor energi nasional. Dia pun menegaskan ada beberapa tugas khusus yang menjadi indikator kinerja Elia selama menjabat. "Antara lain BBM (bahan bakar minyak) satu harga dan rencana proyek investasi kilang dan pengembangan hulu yang bernilai puluhan miliar dolar dalam beberapa tahun ke depan." kata Gatot. Per tanggal 16 Maret 2017 melalui surat Nomor SK-52/MBU/03/2017 tentang Pengangkatan Anggota Direksi PT Pertamina, memutuskan untuk mengangkat secara resmi Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama Pertamina. Dalam sambutan pertamanya sebagai pimpinan baru Pertamina, Elia mengatakan proses penunjukannya berlangsung dengan cepat. Ia menceritakan, baru dipanggil ke Kementerian BUMN ditawarkan menjadi Direktur Baru Pertamina pada Jumat lalu. Elia Massa Manik resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina pada hari ini, Kamis 16 Maret 2017. Jajaran komisaris dan pejabat Kementerian BUMN hadir dalam acara penetapannya sebagai orang nomor satu di perusahaan migas pelat merah tersebut di Kantor Kementerian BUMN. Usulan Dirut Pertamina dari Komisaris Ditolak Rini Soemarno | PT Solid Gold Berjangka Cabang MakassarSayangnya Tanri enggan menyebutkan siapa yang diusulkan oleh Dewan Komisaris. Kendati begitu dia mengaku puas dengan pilihan pemerintah. Menurutnya Elia memiliki karakter yang tepat dan dibutuhkan untuk memimpin Pertamina. Sehingga dirinya yakin, Elia bisa membawa Pertamina menjadi BUMN yang lebih baik. "Kalau kamai melihat track record-nya dan apa yang disampaikan, menurut saya sudah sangat tepat. Katakanlah karakter, skill dan kepemimpinan beliau untuk Pertamina. Jadi komunikatif, desicive dan integritasnya tidak dipertanyakan. Saya melihat ada sama beliau," pungkasnya. Padahal pada saat pencopotan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang, para Dewan Komisaris diusulkan untuk mencari sosok yang akan direkomendasikan kepada pemerintah. Dewan Komisaris Pertamina pun mengusulkan salah satu direksi untuk mengisi kekosongan pucuk pimpinan Pertamina, namun usulan itu ternyata ditolak. "Dewan Komisaris itu hanya bisa mengusulkan dari anggota direksi yang ada di Pertamina. Kita tidak bisa usulkan di luar Pertamina. Nah, pemegang saham kan punya perspektif. Karena mereka punya 140 BUMN. Itu kelebihannya Menteri BUMN bisa melihat, dari apa yang diusulkan Dewan Komisaris ada yang lebih cocok. Bukan lebih baik loh, tapi lebih cocok. Inilah yang keluar dari pengamatan dan pemilihan pemegang saham," kata Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (16/3/2017). Padahal pada saat pencopotan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang, para Dewan Komisaris diusulkan untuk mencari sosok yang akan direkomendasikan kepada pemerintah. Dewan Komisaris Pertamina pun mengusulkan salah satu direksi untuk mengisi kekosongan pucuk pimpinan Pertamina, namun usulan itu ternyata ditolak. "Dewan Komisaris itu hanya bisa mengusulkan dari anggota direksi yang ada di Pertamina. Kita tidak bisa usulkan di luar Pertamina. Nah, pemegang saham kan punya perspektif. Karena mereka punya 140 BUMN. Itu kelebihannya Menteri BUMN bisa melihat, dari apa yang diusulkan Dewan Komisaris ada yang lebih cocok. Bukan lebih baik loh, tapi lebih cocok. Inilah yang keluar dari pengamatan dan pemilihan pemegang saham," kata Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (16/3/2017). PT Solid Gold Berjangka Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|