Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo menggelar operasi pasar murah | PT Solid Gold Berjangka Cabang MakassarUntuk beras premium Rp 47.500 per lima kg dan beras C4 Bulog Rp 42.500 per lima kg. Sedangkan harga daging, untuk daging silver dibanderol Rp 85 ribu per kg, Iga Rp 65 ribu per kg, dan CL 72 ribu per kg. Melalui operasi pasar murah itu, jelas Bandoe untuk membangun ekspektasi masyarakat bahwa ketersediaan pasokan masih terjamin serta harga barang masih terjangkau. "Kami terus membangun sinergi dengan pelaku pasar untuk secara bersama-sama membangun ekspektasi positif agar inflasi Kota Solo secara keseluruhan tetap terkendali sepajang tahun ini," tambahnya. Dalam kegiatan pasar murah tersebut TPID Kota Solo menggandeng PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdrive III Solo dan Dinas Perdagangan Pemkot Solo. Sementara itu komoditas yang dijual berupa cabai rawit merah, dan sembako seperti beras dan gula pasir. TPID Kota Solo menyiapkan total cabai rawit merah sekitar 60 kilogram (kg), gula pasir 350 kg, daging sapi impor 50 kg, beras premium total 100 kg, dan beras C4 500 kg. Sementara itu untuk harga jual, cabai rawit merah dibanderol Rp 10.500 per ons, gula pasir Rp 12.500 per kg. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo menggelar operasi pasar murah di jalur pedestrian Jalan Slamet Riyadi pada Kamis (23/2). Operasi pasar murah tersebut sebagai respon naiknya harga sejumlah komoditi di pasaran. "Ini sebagai respon TPID Kota Solo terhadap pergerakan harga cabai dan sembako lainnya seperti beras dan gula pasir di tingkat konsumen. Ini juga sebagai bentuk kehadiran pemerintah sat harga komoditas mengalami kenaikan, bahwa pemerintah peduli dan akan senantiasa menjaga kestabilan harga," tutur Wakil Ketua TPID Kota Solo yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bandoe Widiarto. Isu Cabai China dan India Berpengawet Beredar di Jawa Timur | PT Solid Gold Berjangka Cabang MakassarWakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, juga memastikan agar dugaan itu diteliti lebih lanjut. Ia pun mengaku akan mengambil tindakan tegas jika memang terbukti. "Cabai ini sebetulnya sudah memenuhi persyaratan uji di negaranya masing-masing. Tapi kita akan teliti apakah sudah ada izin APIU (Angka Pengenal Impor Umum) atau belum," ujarnya. Termasuk juga penelusuran soal izin impor berupa izin Angka Pengenal Impor Produsen atau APIP. "Kalau ternyata izinnya APIP, pemerintah bisa segera menarik cabai impor itu dari pasaran," ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Ardi Prasetiawan, mengakui bahwa sekarang marak beredar cabai dari China dan India di pasar tradisional Jawa Timur. Di Tulungagung misalnya, ditemukan cabai impor beredar sebanyak 4 sampai 5 ton. "Kami juga temukan (cabai impor) di Sidoarjo dan Blitar, juga di beberapa daerah lain di Jawa Timur. Hasil investigasi kami, jumlahnya banyak," ujar Ardi. Sementara ini, dari observasi di lapangan terhadap sejumlah cabai impor itu, memang diduga terlihat mengandung rhodamin atau pewarna dan formalin. Meski begitu, BPOM memastikan akan menguji kembali hal itu dengan sejumlah sampel di pasar tradisional. Hasil uji itu direncanakan akan bisa dilihat pada hari ini, Jumat, 24 Februari 2017. "Jika salah satu unsur saja ditemukan, BBPOM akan merekomendasikan kepada Disperindag untuk mengambil tindakan," kata Kepala BBPOM Surabaya, Retno Kurpaningsih, Kamis, 23 Februari 2017. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya, Jawa Timur, melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah cabai asal China dan India Timur yang dikabarkan menggunakan zat pewarna dan pengawet. Cabai Kering China dan India Mulai Masuk ke Jatim | PT Solid Gold Berjangka Cabang MakassarPemeriksaan silang cabai kering secara sampling itu melibatkan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Surabaya. Pemeriksaan cabai kering impor dengan metode uji cepat itu akan memeriksa sejumlah komposisi diantaranya warna dan bagian dalam cabai, apakah mengandung bahan berbahaya atau tidak. Warga memilih cabai kering asal China dan India sebagai alternatif saat harga cabai melambung tinggi karena musim hujan berkepanjangan. Harga cabai lokal, di pasaran mencapai lebih dari Rp 100.000 per kilogramnya. Cabai kering dari India dan China kata Ardi memang sudah lama masuk ke Jawa Timur secara prosedural. ( Baca : 8 Komoditi Kena PNBP Bongkar Muat, Cost Logistik Membengkak ) Dalam dokumen ekspor ada dua peruntukan, untuk umum dan untuk perusahaan atau industri. "Kita sedang kroscek apakah yang beredar di pasaran itu untuk konsumsi umum atau pabrik. Jika untuk pabrik, pasti kita sanksi," jelasnya. Cabai kering asal India dan China membanjiri sejumlah daerah di Jawa Timur menyusul langka dan mahalnya harga cabai lokal. Berdasarkan penelusuran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, selain di Surabaya, produi impor itu juga terdapat di Blitar, Tulungagung, dan Sidoarjo. "Di pasar tradisional Tulungagung, pasokannya 4-5 ton setiap pekan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Ardi Prasetyawan, Kamis (23/2/2017). Cabai kering dari India berukuran besar dan di pasaran dijual sekitar Rp 70.000 per kilogram, sementara cabai kering dari China, berukuran lebih kecil dan dijual seharga Rp 50.000 per kilogram. Solid Gold Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|