Kapal Pesiar Mulai Ramai Kunjungi Taman Nasional Komodo | PT Solid Gold Berjangka Cabang JakartaHusin mengemukakan seluruh penumpang, bahkan sebagian kru, termasuk nakhoda Capt. Age Danielsen, ikut turun ke dermaga Wilker. “Biasanya nakhoda jarang turun. Tetapi ini nakhoda ikut turun. Selanjutnya kapal pesiar ini melanjutkan perjalanan ke Benoa, Bali," katanya. Sebelumnya Husin menjelaskan, kapal pesiar MV Seven Seas Navigator dengan membawa 462 wisman tiba di Labuan Bajo, Sabtu (11/3/2017) siang. “Keunikan alam dan keajaiban binatang Komodo menjadi daya tarik bagi wisatawan asing berkunjung ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca di kawasan Taman Nasional Komodo,” katanya. Husin menjelaskan, kapal pesiar MV Coral Discoverer tiba ke Pulau Rinca, Labuan Bajo, dengan membawa 48 wisatawan pada Jumat (10/3/2017). Pada awal bulan Maret ini sudah ada tiga kapal pesiar yang datang langsung dari Darwin, Australia ke Pulau Komodo. Husin menjelaskan, bersama petugas Unit Penyelenggara Pelabuan II Labuan Bajo ikut menyambut serta petugas dari kesehatan pelabuhan dr. Pina Yanti Pakpahan, petugas Imigrasi serta petugas Bea dan Cukai Manggarai Barat. “Kami senang menyambut mereka. Ini kapal ketiga dari Australia yang tiba beberapa hari terakhir. Sebelumnya pada Jumat dan Sabtu juga tiba kapal pesiar dari Negeri Kanguru itu,” jelasnya kepada KompasTravel di Labuan Bajo. Kapal pesiar asal Australia itu berlabuh di sekitar perairan Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo. Kapal tersebut tiba di perairan Pulau Komodo dan penumpang turun di dermaga Wilker, Senin (13/3/2017) pagi. Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Labuan Bajo Ditjen Perhubungan Laut, Usman Husin, bersama jajarannya menyambut kedatangan kapal dari Darwin, Australia itu yang mengangkut 531 penumpang dan 531 kru. “Ritual adat menyambut tamu asing yang mengunjungi Pulau Komodo sebagai tanda penghormatan tamu yang berwisata. Tua adat melaksanakan ritual ‘Kepok’ dengan tuak lokal sambil mengucapkan selamat datang di wilayah Manggarai Barat,” katanya. ni merupakan kebiasaan orang Manggarai Barat dalam menerima dan menyambut tamu. Hari Senin suasana di Pulau Komodo sangat ramai karena menyambut 153 turis kapal pesiar MV Black Watch yang mengunjungi Loh Liang di kawasan Taman Nasional Komodo. Tua-tua adat dari Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyiapkan ayam jantan berwarna merah atau putih serta moke putih yang sudah disimpan di dalam tawu (botol dari buah labu besar). Mereka mengenakan pakaian adat Songke dan destar dipadukan dengan baju kemeja putih berdiri di Dermaga Loh Liang, Pulau Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Senin (13/3/2017), siap menyambut wisatawan kapal pesiar MV Black Watch. Tua-tua adat didampingi kaum perempuan Manggarai Barat siap menyapa wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin melihat keajaiban binatang Komodo. "Kepok" dapat diterjemahkan sebagai penyambutan tamu-tamu beserta dengan ayam jantan berwarna merah dan putih serta moke putih khas lokal. Menurut Husin, data yang dimiliki unit Penyelenggara Pelabuhan II Labuan Bajo, Manggarai Barat bahwa tahun 2016 ada 24 kapal pesiar yang mengunjungi Pulau Komodo. Sampai awal Maret 2017 sudah ada 13 kapal pesiar yang berwisata ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Itu berarti kunjungan wisatawan asing dengan memakai kapal pesiar akan meningkat pada 2017. ( Baca : Ketimpangan di Sektor Pertanian Pengaruhi Ketimpangan Sosial ) Kapal Pesiar Mulai Ramai Kunjungi Taman Nasional Komodo | PT Solid Gold Berjangka Cabang JakartaManager Hotel Le Pirate Labuan Bajo, Servasius Irwan Budisetiawan kepada KompasTravel di Labuan Bajo, Jumat (10/3/2017), menjelaskan pariwisata Manggarai Barat terus meningkat dan maju. Kunjungan wisman dan wisatawan domestik untuk melihat binatang langka Komodo dan menyelam di bawah laut Taman Nasional Komodo menjadi daya pikat tersendiri. Kunjungan wisman dan domestik terus meningkat dari tahun ke tahun. "Industri pariwisata di Manggarai Barat terus berkembang dan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal. Investasi di bidang pariwisata terus meningkat. Saya mendidik dan melatih orang lokal untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata, seperti pelayanan yang sesuai dengan standar internasional berbasis budaya Flores," jelas Irwan. Husin menjelaskan, keberadaan Komodo memberikan dampak peningkatan kunjungan wisman dari Eropa, Asia dan negara-negara lainnya. Dampak ekonomi bagi masyarakat lokal terus meningkat di mana wisman belanja di lokasi penjualan patung-patung komodo, membeli kain hasil tenunan khas Flores dan lain sebagainya. Menurut Husin, menjelajahi bawah laut di Taman Nasional Komodo menjadi daya tertarik tersendiri. Karang bawah laut dengan berbagai jenis ikan langka di dunia menjadi daya tarik penyelam internasional. Husin menjelaskan, data kunjungan kapal pesiar ke Taman Nasional Komodo sesuai dokumen yang diberitahukan kepada pihak Syahbandar Labuan Bajo. Artinya sepanjang 2017 kunjungan kapal pesiar dengan membawa wisman akan meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. "Hari ini ada kapal cruise di Pulau Rinca berbendera Australia. Nama kapal itu Coral Discovery dengan membawa 47 wisman dengan sejumlah crew kapal. Sementara Sabtu (11/3/2017) ada kapal Seven Seas Navigator berbendera Bahama langsung dari Darwin dengan membawa 460 penumpang asing dengan 638 crew kapal. Tanggal 14 Maret 2017 ada kapal Insignia langsung dari Darwin ke Taman Nasional Komodo dengan membawa 195 penumpang dengan 450 crew kapal," jelasnya. Sementara dari Januari sampai awal Maret 2017 sudah 13 kapal pesiar dengan membawa ratusan wisman berkunjung ke Pulau Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores. Demikian dijelaskan Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan II Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Usman Husin kepada KompasTravel di ruang kerjanya, Jumat (10/3/2017). Kunjungan kapal pesiar yang membawa wisatawan mancanegara (wisman) ke Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, terus meningkat dari tahun ke tahun. Daya tarik binatang Komodo, keindahan alam serta keindahan bawah laut di Taman Nasional Komodo memikat wisatawan untuk terus berwisata ke Pulau Komodo, Pulau Rinca serta pulau-pulau lainnya. Tahun 2016, jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) sebanyak 24 kapal dengan membawa ribuan wisman dan domestik. Wisatawan menyewa kapal nelayan tanpa makan dengan tarif berkisar Rp 1,5 juta per hari. Jika menyewa kapal dengan makanan di atas kapal harganya mulai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per hari. Selain itu tamu-tamu menginap di hotel yang ada di Labuan Bajo. Kalau tamu kapal pesiar, mereka tidak menginap di Labuan Bajo. Itu berarti diperlukan pelabuhan yang layak untuk kapal pesiar di Labuan Bajo. "Harapan ke depannya, tamu-tamu kapal pesiar tidak langsung ke Komodo tapi mereka singgah di Labuan Bajo dan dari Labuan Bajo berwisata ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca untuk melihat Komodo dan menyelam. Itu berarti masa liburan agak lama di Manggarai Barat," katanya. Dari Tahun ke Tahun, Kapal Pesiar Mulai Ramai Kunjungi Taman Nasional Komodo NTT | PT Solid Gold Berjangka Cabang JakartaHari ini ada kapal cruise di Pulau Rinca berbendera Australia. Nama kapal itu Coral Discovery dengan membawa 47 wisman dengan sejumlah crew kapal. Sementara Sabtu (11/3/2017) ada kapal Seven Seas Navigator berbendera Bahama langsung dari Darwin dengan membawa 460 penumpang asing dengan 638 crew kapal. Tanggal 14 Maret 2017 ada kapal Insignia langsung dari Darwin ke Taman Nasional Komodo dengan membawa 195 penumpang dengan 450 crew kapal," jelasnya. Husin menjelaskan, keberadaan Komodo memberikan dampak peningkatan kunjungan wisman dari Eropa, Asia dan negara-negara lainnya. Dampak ekonomi bagi masyarakat lokal terus meningkat di mana wisman belanja di lokasi penjualan patung-patung komodo, membeli kain hasil tenunan khas Flores dan lain sebagainya. Menurut Husin, menjelajahi bawah laut di Taman Nasional Komodo menjadi daya tertarik tersendiri. Karang bawah laut dengan berbagai jenis ikan langka di dunia menjadi daya tarik penyelam internasional. Sementara dari Januari sampai awal Maret 2017 sudah 13 kapal pesiar dengan membawa ratusan wisman berkunjung ke Pulau Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores. Demikian dijelaskan Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan II Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Usman Husin kepada KompasTravel di ruang kerjanya, Jumat (10/3/2017). Husin menjelaskan, data kunjungan kapal pesiar ke Taman Nasional Komodo sesuai dokumen yang diberitahukan kepada pihak Syahbandar Labuan Bajo. Artinya sepanjang 2017 kunjungan kapal pesiar dengan membawa wisman akan meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Kunjungan kapal pesiar yang membawa wisatawan mancanegara (wisman) ke Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, terus meningkat dari tahun ke tahun. Daya tarik binatang Komodo, keindahan alam serta keindahan bawah laut di Taman Nasional Komodo memikat wisatawan untuk terus berwisata ke Pulau Komodo, Pulau Rinca serta pulau-pulau lainnya. Tahun 2016, jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) sebanyak 24 kapal dengan membawa ribuan wisman dan domestik. Secara umum kunjungan kapal pesiar di Pulau Komodo memberikan pemasukan kepada Taman Nasional Komodo karena segala sesuatu diurus oleh pihak Taman Nasional Komodo. Ribuan wisatawan asing dan Nusantara berkunjung ke Pulau Komodo untuk melihat Komodo dan menyelam di bawah laut Taman Nasional Komodo. Taman Nasional Komodo bersama Pemda Manggarai Barat menyiapkan atraksi budaya saat wisatawan mengunjungi Loh Liang, Pulau Komodo. "Bagi penyelam lokal tidak memperoleh keuntungan saat kapal cruise datang sebab segala sesuatu sudah disiapkan oleh pengelola kapal cruise," ujar Ica Marta Muslin KompasTravel di Labuan Bajo. Industri pariwisata di Manggarai Barat terus berkembang dan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal. Investasi di bidang pariwisata terus meningkat. Saya mendidik dan melatih orang lokal untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata, seperti pelayanan yang sesuai dengan standar internasional berbasis budaya Flores," jelas Irwan. Suvenir dan Patung Komodo Dibeli Wisman Ranger lokal di Pulau Komodo memperoleh keuntungan saat melayani tamu-tamu kapal pesiar yang ingin melihat binatang Komodo di Loh Liang. Selain itu warga Pulau Komodo di Desa Komodo memperoleh keuntungan di mana tamu-tamu membeli sejumlah suvenir lokal serta patung-patung komodo untuk dibawa pulang. Manager Hotel Le Pirate Labuan Bajo, Servasius Irwan Budisetiawan kepada KompasTravel di Labuan Bajo, Jumat (10/3/2017), menjelaskan pariwisata Manggarai Barat terus meningkat dan maju. Kunjungan wisman dan wisatawan domestik untuk melihat binatang langka Komodo dan menyelam di bawah laut Taman Nasional Komodo menjadi daya pikat tersendiri. Kunjungan wisman dan domestik terus meningkat dari tahun ke tahun. PT Solid Gold Berjangka Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
April 2017
All
NETWORKS
|